Pada luka yang tak
semestinya tercipta, ada rasa sesal yang mengusik jiwa. Rasa sesal karena pernah
menerimanya sebagai bagian dari kebahagiaanmu waktu itu. Ya, kamu tak pernah
menyangka hal ini akan terjadi. Yang ada di pikiranmu saat itu adalah tentang bahagia
bersamanya. Iya, hanya kamu dan dia. Tanpa hadirnya orang ketiga yang meluluh
lantakkan semua.
Waktu berlalu. Rasa
sayangmu kepadanya semakin bertambah. Kamu begitu menyayanginya. Kamu pun mulai
berangan-angan akan hidup bersamanya. Kamu mulai terbiasa dengan semua
sifat-sifatnya. Kamu tak lagi peduli tentang ucapan semua orang yang tak setuju
kamu bersama dengannya.
Hingga suatu saat, kamu pun ditinggalkan karena ia memilih orang lain. Saat itu, kamu benar-benar terpukul. Sakit dan
hancur.
Kamu pun tenggelam pada luka yang tak semestinya kau rasakan.
(Isna
Hary A. Putri) 22/08/2018